Pada bait – bait aku menjadikan diriku sebagai aku.
Darahku adalah emosi yang bertumpah ruah.
Jiwaku adalah racun pekat yang menjalar.
Dia membara. Berani.
Lebih baik aku malu.
Bila raga terbungkam, jiwa yang terbelenggu.
Lebih baik aku mati.
Bila nafas enggan untuk berkata.
Aku. Adalah tubuh dari seorang yang kejam.
Bukan, bukan untuk menancapkan belati pada tubuhmu.
Tapi untuk mengucap.
Sebuah kata yang memang benar adanya.
Aku.
Bukanlah sebuah kemunafikan.
Banyuwangi, 2014